Sabtu, 10 Oktober 2009
kisah anak gempa
aku berdiri mematung,memandangi sekelilingku,melihat orang berlarian kesana kemari,seakan-akan telah terjadi sesuatu,pekikan minta tolong sahut menyahut,kulihat dan ku perhatikan di depan ku sepertinya aku mengenali reruntuhan bangunan ini,tapi aku tak tau,aku tak ingat lagi apa yang terjadi dan kenapa aku di sini,seingatku aku keluar dari bangunan mirip gedung tempat belajar ini
Tapi sekarang telah rata dengan tanah,bahkan gedung-gedung di sampingnya pun sama.
Tidak jauh dari tempat ku berdiri ada seorang ibu,pekiknya pilu dia di pegangi seorang laki-laki,nampaknya suaminya,tunjuknya mengarah ke reruntuhan bangunan tempatku keluar tadi,akupun ingin tau apa yang di tunjuk si ibu tadi,kudekati reruntuhan bangunan,aku melihat sebuah tangan dan ada gelang menandakan tangan itu punya seorang gadis,tapi aku tak tau siapa yang punya tangan itu karma hanya tangannya saja,sisanya terhalang bangunan yang runtuh.
Ibu itu pun pingsan…
Akupun terpaku hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa.
Di sekelilingku telah banyak orang-orang, mereka berusaha masuk mungkin untuk mencari anaknya,
aku pun belum paham apa yang sebenarnya terjadi,yang ku ingat aku keluar dari reruntuhan bangunan itu.
Akupun berusaha mengingat apa yang terjadi namun semakin ku paksa kepalaku semakin sakit,aku pasrah saja tanpa bisa mengerti apa kenapa orang-orang berlarian dan menangis juga memekik,kulihat semuanya hancur,berantakan sekali tempat ini,semua gedung hancur “mungkinkah telah terjadi gempa”?pikirku
Tapi tetap saja aku tak bisa mengingat apa yang terjadi
Dari jauh aku melihat seorang laki-laki berlari ke arahku,rasanya aku tau siapa bapak ini,tapi dia sepertinya tidak memperhatikan ku yang berdiri di dekatnya,lalu datang seorang ibu,dia pun mengikuti bapak tadi masuk kedalam reruntuhan bangunan itu.
Tidak lama setelah itu,dua orang tua ini keluar dengan tangisan yang meraung sambil menggendong seorang anak
Kulihat kepalanya berdarah dan telah membasahi baju birunya, jam hitam di tangan kanan si anak itupun hancur,tangis si ibu semakin menjadi sepertinya anak itu anaknya,akupun penasaran,aku ingin melihat siapa anak itu,ingin kuhampiri tapi aku ngeri melihatnya
Tidak lama berselang datang ambulan,lalu ke luar laki-laki baju putih lansung saja memeriksa si anak tadi
“sudah bu,ikhlas ya”kata si dokter..
Kepalaku pun terasa sakit,ada sesuatu yang mengalir di pipiku,darah telah membasahi baju biru ku tangan ku pun berdarah dan gores,jam hitam di tangan kananku tidak berbentuk lagi.
Tiba-tiba tubuh ku serasa ringan sekali,aneh..
Akupun melayang seperti di tiup angin
5 Response to "kisah anak gempa"
Setelah gempa usai. Kini perhatian kita tertuju pada recovery, trouma, terutama pada anak-anak.
hm..melihat bencana dari kaca mata seorang anak memang berbeda...
salam, om :D
inyong ikut prihatin atas musibah ini
Wah..dalem banget ceritanya...
Tapi bener kata mas Dadan, kita harus bangkit...
Memperbaiki segal;a bentu kerusakan dan menghilangkan rasa trauma yang ada...'
Harus bangkit dari keterpurukan :)
@.mas dadan:bener itu mas,semua elemen harus saling membantu untuk hal ini..
@.putri:kok manngil om lagi sih..:-)
@.cerita tugu:thank's
@.zippy:ok bro...
Posting Komentar