Rabu, 21 Oktober 2009

mimpi...

Angin kencang waktu itu,engkau melangkah dengan gemulainya,seakan ingin menggoda setiap pria yang melihat mu,hampir saja rok di atas lututmu tersingkap karenanya,seperti bingung harus menutup yang mana,mata yang akan kemasukan pasir atau rok mini mu,dan aku pun tersenyum geli melihat tingkah mu,tangan kiri menutup mata,tangan kanan memegang pembungkus pahamu…

Suit…suit….

Pagi ini seperti biasa seusai menunaikan sholat subuh aku menonton berita dengan di temani secangkir kopi dan sebatang cigarette yang sepertinya telah menggerogoti paru-paru ku,tapi tetap saja kunikmati…inilah hidup..kataku

Dan tidak lama kemudian datang lah hal yang ku tunggu-tunggu,melihat mu keluar dari pintu rumah dengan pakaian tidur seksimu lalu menyapu halaman rumahmu yang memang tidak terlalu kotor…ini dia..gumamku

Pengagum rahasia lagi mengintaimu….tersenyum sendiri sambil menggelengkan kepala..duh,andai saja engkau seperti impian ku..walau hanya dalam mimpi…

******

Ah…tidak mungkin..tidak mungkin dia,siapa gadis berkerudung jingga ini,wajahnya elok bagai bidadari kayangan,matanya bagai bulan empat belas,alis bagai semut berbaris,dagu seperti lebah bergantung,bibir bagai…ah…ngak bisa di ungkapkan lagi…siapa dia???

Tapi..seperti dia,tetangga sexsi ku..kok dia berubah jadi begini,kapan tobatnya anak ini,bukannya dia selalu memakai pakaian yang belum jadi,yang aku pun ngak tau apa bahannya gak cukup atau dianya yang gak punya duit buat beli bahan dasar…ah..siapa dia???

Ku ikuti langkahnya,ku perhatikan lenggak lenggoknya…aduhai…

Terus kuperhatikan dan tak ingin lepas pandangan ku,seakan lupa daratan…dan…

Duunkkk….

******
Duh…sialnya aku,sakit kepala ini kebentur lantai…
Ah…ini cuma mimpi rupanya..

Kulihat lewat jendela rumah,si cewek sexsi lagi menyapu halaman rumahnya tetap dengan pakaian tidur sexsi kebanggaannya lengkap dengan rambut yang awut-awutan dan pasti dengan bau jigongnya…uih….ngeri

Seandainya….
Ah..

Baiknya aku sholat dulu mumpung belum terlalu siang,dan kulanjutkan tidur ku…siapa tau aku bermimpi dengan bidadari khayangan yang asli…dan bisa jadi kenyataan

Uih…senengnya….

Sabtu, 17 Oktober 2009

foto ayah


di waktu senggang ku coba buka facebook kembali,karma hampir saja aku muak dengan apa_apa yang ada di dalam nya,tapi untung ada satu hal yg membuat ku sedikit tercengang…FOTO AYAH… satu pesan dari pamanku,lansung saja aku buka dengan tak sabarnya…

aku mengulum senyum sendiri ketika kulihat foto ayah ku,sudah jauh berubah,sudah tua sekali nampaknya,rambut sudah uban semua,raut wajah beliau pun sudah berkerut,di makan zaman…pastinya

tahun lalu aku sempat pulang walau hanya seminggu untuk menghadiri pernikahan adik sepupu,di sana lah aku bersua dengan orang tua dan adik2 ku untuk 5 tahun lebih lamanya aku di sini,di batam,kota yg hanya setengah jam dari singapura dan tak lebih dari 200 ribu rupiah jika ingin kesana dan jika ingin melihat gedungnya tinggal tengadahkan kepala saja,tapi jika pulang ke ranah bundo aku harus merogoh kocek dalam2…aneh..jauh sekali kelihatannya kampung halaman ku.

Maninjau di lingkuang bukik
tampeknyo urang baburu ruso
raso ka pulang ampia manyakik
tapi pitih ndak ado juo

ayah ku,sosok sederhana,tapi idola seluruh dunia,tanpa banyak kata bila berbicara,isyarat hanya dengan mata,bahkan amak pun demikian tak pernah bertanya pada ku dan adik2ku tentang sholat,hanya dengan isyarat mata,melihat jam dan memandang kami lalu menaikkan dagunya,itu artinya sudah sholat?bahkan tidak pernah marah pada ku walaupun melakukan kesalahan,hanya lagi2 dengan isyarat mata membesar atau menggerakkan matanya kekiri dan ke kanan untuk melarang…bahasa yg aneh menurut ku…

tapi itu lah kami orang minang,berkata banyak tata caranya,jika melihat anak kecil baru lahir maka orang tua akan mengatakan…”oi..jelek sekali anak nya, anak siapa ini…” maka si ibu akan tersenyum anaknya di bilang jelek…pribahasa kata orang,kalau orangnya hitam di bilang bara,kalau anaknya manis di bilang saka{gula aren}

ayah...semua nasehatmu kan kupegang slalu
amak…rinduku juga buat mu..
hidup di sini banyak tantangannya
tapiku kan slalu di jalan ridhomu

Sabtu, 10 Oktober 2009

kisah anak gempa



aku berdiri mematung,memandangi sekelilingku,melihat orang berlarian kesana kemari,seakan-akan telah terjadi sesuatu,pekikan minta tolong sahut menyahut,kulihat dan ku perhatikan di depan ku sepertinya aku mengenali reruntuhan bangunan ini,tapi aku tak tau,aku tak ingat lagi apa yang terjadi dan kenapa aku di sini,seingatku aku keluar dari bangunan mirip gedung tempat belajar ini

Tapi sekarang telah rata dengan tanah,bahkan gedung-gedung di sampingnya pun sama.

Tidak jauh dari tempat ku berdiri ada seorang ibu,pekiknya pilu dia di pegangi seorang laki-laki,nampaknya suaminya,tunjuknya mengarah ke reruntuhan bangunan tempatku keluar tadi,akupun ingin tau apa yang di tunjuk si ibu tadi,kudekati reruntuhan bangunan,aku melihat sebuah tangan dan ada gelang menandakan tangan itu punya seorang gadis,tapi aku tak tau siapa yang punya tangan itu karma hanya tangannya saja,sisanya terhalang bangunan yang runtuh.

Ibu itu pun pingsan…

Akupun terpaku hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa.

Di sekelilingku telah banyak orang-orang, mereka berusaha masuk mungkin untuk mencari anaknya,
aku pun belum paham apa yang sebenarnya terjadi,yang ku ingat aku keluar dari reruntuhan bangunan itu.

Akupun berusaha mengingat apa yang terjadi namun semakin ku paksa kepalaku semakin sakit,aku pasrah saja tanpa bisa mengerti apa kenapa orang-orang berlarian dan menangis juga memekik,kulihat semuanya hancur,berantakan sekali tempat ini,semua gedung hancur “mungkinkah telah terjadi gempa”?pikirku

Tapi tetap saja aku tak bisa mengingat apa yang terjadi

Dari jauh aku melihat seorang laki-laki berlari ke arahku,rasanya aku tau siapa bapak ini,tapi dia sepertinya tidak memperhatikan ku yang berdiri di dekatnya,lalu datang seorang ibu,dia pun mengikuti bapak tadi masuk kedalam reruntuhan bangunan itu.

Tidak lama setelah itu,dua orang tua ini keluar dengan tangisan yang meraung sambil menggendong seorang anak
Kulihat kepalanya berdarah dan telah membasahi baju birunya, jam hitam di tangan kanan si anak itupun hancur,tangis si ibu semakin menjadi sepertinya anak itu anaknya,akupun penasaran,aku ingin melihat siapa anak itu,ingin kuhampiri tapi aku ngeri melihatnya

Tidak lama berselang datang ambulan,lalu ke luar laki-laki baju putih lansung saja memeriksa si anak tadi
“sudah bu,ikhlas ya”kata si dokter..

Kepalaku pun terasa sakit,ada sesuatu yang mengalir di pipiku,darah telah membasahi baju biru ku tangan ku pun berdarah dan gores,jam hitam di tangan kananku tidak berbentuk lagi.

Tiba-tiba tubuh ku serasa ringan sekali,aneh..
Akupun melayang seperti di tiup angin

Rabu, 07 Oktober 2009

tentang gempa 2


Hancur lebur sudah asa ini…
Terkubur sudah jiwa ini…
Hampa sudah raga ini…
Serasa kiamat dunia ini…

Tak terasa hilangnya asa..
Tak terkira terkubur jiwa..
Tak terduga hampa raga..
Tak tau apa ini akhir dunia..

Ribuan raga merundung duka..
Ribuan jiwa meregang nyawa..
Ribuan asa menjadi hampa..
Ribuan air mata luluh seketika..

Tapi biarlah ini jadi duka..
Duka yang takkan pernah lupa
Kan kubuat kan satu cerita..
Cerita tentang malapetaka..

Walaupun hancur asa ini..
Kan ku bangun impian baru..
Biar hampa raga ini…
Kan ku beri jiwa baru..

Karma ku tau..ini bukan akhir segalanya

Selasa, 06 Oktober 2009

sajak sajak gempa di ranah bunda


saat hati sedang gembira..saat jiwa sedang bahagia..tiba_tiba datang bencana...bencana yg membuat luka...luka yg membara..bara yg menggila...gila membuat duka...duka karna gempa...gempa yg membuat sengsara...sengsara...sengsara...walau aku tak merasa......tapi jelas tergores di muka...muka yg takberdosa...dosa tak terkira...kiranya ada suka...itulah penghibur lara....

mimpi...sebaiknya engkau baik malam ini karna aku tak ingin mimpi buruk menghampiri...aku ingin yg baik...walau hanya mimpi...itu paling tidak..tidak terkira
dukanya...laranya..perihnya..sakitnya...

sore mendekati senja..sore yang tak akan pernah terlupa...walau hanya sedetik saja...
menguburkan ribuan jiwa..membuat goresan luka..yang tak pernah kan terlupa...

hancur luluh ranah tercinta...terkubur sudah ratusan jiwa...yang tinggal hanya siksa dan nestapa..kamana badan mengharap iba...ranah tempat ayah bunda...tempat lahirnya pemimpin bangsa...kini hanya tinggal hampa...yang melekat pada jiwa yang nestapa..
gempa..gempa...